Jadi ceritanya adalah, semalam saya baru pulang nge-gym. Yes,
saya mulai nge-gym lagi, setelah terakhir aktif berolahraga 4 tahun yang lalu. Sebenarnya
‘acara’ nge-gym ini tiba-tiba aja.
Kemarin tiba-tiba saya dihubungin oleh pihak gym, lalu terus
terang saja saya kaget dan heran kok nama saya ada di list mereka. Nah, setelah usut sana-sini ternyata ‘biang’nya adalah
ibu saya sendiri. Fyuh!
Memang sih beberapa saat terakhir, ibu selalu berpesan. Lebih
tepatnya meng-ultimatum sih..
“Mas, ayo badannya dijaga. Nggak sehat..”
Huk. Emang sih, kelebihan gizi saya tertutupi dengan tinggi
badan saya.
Sebenanya saya memang berencana masuk gym dan aktif
berolahraga lagi, tapi nggak dalam waktu dekat karena cash flow pribadi belakangan ini nggak ke kontrol. Nah, tapi tiba-tiba ibu saya yang kreatif dan hafal sama nomor
rekening anaknya mendaftarkan saya tanpa otorisasi pada berwajib (saya) terlebih dahulu. Mungkin karena
itu ibu saya dengan diam-diam mendaftarkan anaknya ini (selain faktor promo setengah
harga yang saya tahu belakangan).
Ya emang sih, saya suka makan (eh), dan nggak rewel masalah
makanan, dan menganut sabda “chewing is
healing” yang mana kebanyakan nggak healing,
malah gagal move on. Loh?
Nggak rewel makan itu sebenarnya bisa jadi positif atau
malah negatif. Positifnya adalah nggak susah makan. Nggak rewel harus ada ini,
harus makan itu, juga bisa jadi sehat kalau di atur porsi dan menunya. Nah,
jadi negatif kalau semua di embat seperti saya.
Memang, terkadang menghadapi godaan nggak segampang
teorinya. Misalkan kalau ingin diet dan kurus, harus bisa nggak makan di atas
jam 6 sore. Lalu bagaimana bisa ketika godaan tersebut berwujud seekor bebek
peking panggang yang tertata rapi dengan warna merah kecoklatan yang berpose
manis diatas meja ketika ada acara makan malam bersama kolega?
Apa saya akan diam saja? Tuhan pasti akan murka jikalau saya
menyia-nyiakan pemberiannya seperti itu. Terkadang memang hidup itu harus
memilih.. Dan belajar ikhlas itu ternyata nggak gampang. Mengikhlaskan seekor
bebek peking dihadapan, yang mungkin hanya berjarak dua jempol kaki saja bagi
penggemar berat seperti saya itu bakal membuat galau akut.
Bahkan melebihi galaunya ditinggal mantan kawin atau disuruh milih Nadila Fitria atau NatashaFarani. Em, abaikan..
Bahkan melebihi galaunya ditinggal mantan kawin atau disuruh milih Nadila Fitria atau NatashaFarani. Em, abaikan..
Hahaha. Saya makin nggak fokus dan ngawur.
Ah, sudahlah. Pokoknya gitu..
So, here I am.. Working
on my body to be healthy!
Cih! Sok-sokan banget guweh.. Haha